Sebuah rangkuman buku Seni Hidup Minimalis
Dari judulnya saja sudah dapat ketahuan ya bahwa buku ini akan membahas mengenai hidup minimalis.
Sebenarnya apa sih hidup minimalis itu? Hidup minimalis itu merupakan sebuah gaya hidup yang menghindari dari segala sesuatu yang berbau materialistis dan mensyukuri untuk hidup lebih sederhana dan peduli akan lingkungan. Arti hidup minimalis bukan berarti kita tidak bisa membeli apa yang kita inginkan tetapi mempertimbangkan untuk membeli barang tersebut sebelum lama kelamaan barang tersebut akan menimbulkan kesemrawutan pada hidup kita.
Buku seni hidup minimalis terdiri dari 4 bagian yang setiap bagiannya menjelasan kepada kita mengenai bagaimana cara untuk menjadi hidup lebih teratur dan minimalis.
Bagian pertama dari buku ini menjelaskan kepada kita bagaimana dasar untuk hidup teratur tanpa kesemrawutan. Sadar tidak sadar, ada saja suatu produk yang mendarat ke rumah kita baik itu hasil membeli, hadiah, souvenir yang lama kelamaan menumpuk dan membuat rumah kita menjadi penuh sesak. Alih alih kita berdiam diri, kita dapat merapikan kesemrawutan tersebut. Kunci dari berbenah menurut Francine Jay adalah STREAMLINE*.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memulai meski sekecil apapun permulaan tetapi kita memiliki tekad untuk membersihkan kesemrawutan yang ada di rumah. Selanjutnya, saat kita telah memiliki tekad untuk berbenah, kita harus memisahkan barang-barang kita kedalam 3 golongan yaitu buang simpan atau berikan. Buanglah barang yang sudah kita tidak dipergunakan lagi (TV rusak, tumpukan majalah, dll). Jangan biarkan barang ini menumpuk di rumah, meskipun ada rasa “sayang ya” bila membuang barang tersebut, tetapi bayangkan hidup kita bila kita tinggal dirumah yang luas tanpa dipenuhi barang, tentunya menyenangkan bukan? Selanjutnya kategori simpan, simpan barang yang kita selalu gunakan dan jangan biarkan barang yang seharusnya dalam kategori buang tetapi masuk pada daftar ini, bila merasa barang tersebut sayang untuk dibuang, kita dapat mendonasikan barang barang kita kepada yang membutuhkan. Tidak perlu khawatir, barang didonasikan akan dijaga oleh pemilik baru yang lebih baik, kita juga mendapatkan pahala saat berdonasi dan juga rumah kita akan jauh lebih luas tanpa barang tersebut. Saat kita membereskan rumah, adakalanya kita perlu “berbicara” dengan barang barang yang ada di rumah kita, tanya dan pikirkan apa kegunaan barang tersebut, apakah pantas untuk dipertahankan di rumah atau hanya menjadi tumpukan kesemrawutan yang membatasi gerak? Pastikan kita memiliki jawaban yang tepat agar rumah kita terhindar dari kesemrawutan. Bila masih merasa belum cukup, coba bayangkan bagaimana rumah impian anda? Pastinya dalam rumah tersebut rapi, bersih dan setiap permukaannya bersih tidak ada tumpukan baju kotor, majalah dll. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa tidak ada satupun benda (baju kotor, mainan, kotak sepatu dll) yang mendarat di lantai. Untuk menjaga agar rumah tetap rapi, kita perlu menjadi “penjaga pintu” yang baik sehingga tidak ada alasan untuk membeli sesuatu yang tidak penting, membawa souvenir gratis, menerima barang peninggalan kerabat sehingga rumah akan lebih rapi dan tidak ada barang yang menumpuk.
Langkah selanjutnya untuk membereskan kesemrawutan yang ada di rumah adalah dengan cara merapihkan dari ruang ke ruang. Setelah kita mengetahui mana barang yang harus dipertahankan dalam rumah, tiba saatnya untuk kita menyimpan barang tersebut ke dalam 3 kategori penyimpanan yaitu Inner Circle, Outer Circle, Deep Storage.
Inner circle adalah tempat menyimpan barang yang selalu digunakan setiap saat (sisir, pulpen, makeup dll). Barang ini harus mudah diraih sehingga penyimpanan inner circle berada di rak atau laci bagian tengah Outer circle adalah tempat menyimpan barang yang kurang dari seminggu sekali digunakan (kamus, obeng dll) diletakan pada rak bagian atas atau bagian bawah atau laci yang tidak terlalu dekat letaknya. Sedangkan Deep Storage adalah tempat menyimpan barang yang paling jauh seperti di loteng, gudang. Biasanya digunakan untuk menyimpan barang yang jarang digunakan seperti baju anak yang sudah kekecilan yang akan dipakai kembali oleh adiknya kelak. Dengan menetapkan 3 kategori tersebut, kita jadi bisa lebih mengoptimalkan penyimpanan yang ada di rumah kita
Sadarkah kita bahwa dengan membersihkan rumah, tidak membeli barang yang tidak dibutuhkan, kita telah berkontribusi bagi lingkungan. Sadar atau tidak, dengan memiliki apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan, kita telah berkontribusi terhadap lingkungan. Bayangkan setiap satu produk yang kita beli, berapa berapa besarkah dampaknya pada lingkungan. Mungkin kita pernah membeli produk makanan impor dengan kemasan plastik, bayangkan berapa banyak polusi yang dihasilkan saat produksi, berapa banyak ikan dan hewan di sungai yang telah mati akibat polusi pabrik tersebut? Bayangkan berta banyak karbon dioksida yang dilepaskan pada saat distribusi produk tersebut?
Oleh karena itu, mulailah hidup minimalis. Memulai hidup minimalis bukan hanya kita dapat merasakan hidup yang lebih tenang, jauh dari kesemrawutan tetapi kita juga berkontribusi untuk mewujudkan alam yang lebih baik bagi anak cucu kita kelak.
Jujur saja setelah saya membaca buku ini, pandangan saya terhadap barang yang akan saya beli menjadi berubah dan peduli dengan alam. Saya merekomendasikan buku karya Francine Jay, me ini untuk kalian yang ingin mencoba atau sedang belajar untuk menjadi minimalis.
Jika kalian berminat untuk membaca buku ini, kalian tidak perlu khawatir dalam link di bawah kalian bisa memiliki bukunya dengan harga yang terjangkau:
https://shopee.co.id/nadiaamaliaa
Terimakasih telah membaca blog ini, bila ada pertanyaan, saran dan komentar boleh tulis dalam kolom komentar dibawah :)
0 comments