Laporan Biokimia Percobaan 1 IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
1. TUJUAN PERCOBAAN
Memahami metode identifikasi karbohidrat
2. PRINSIP
PERCOBAAN
Uji Molisch :
Kondensasi senyawa furfural dan turunannya dengan ɑ-naftol
Uji Benedict :
Reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh karbohidrat yang mengandung
aldehid dan keton bebas
Uji Barfoed :
Reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh karbohidrat yang mengandung
aldehid dan keton bebas
Uji Pati-Iodium :
pembentukan kompleks pati-iodium
3. LANDASAN TEORI
Karbohidrat berasal dari pengertian atom
karbon yang terhidrasi dengan rumus (CH2O)n. Tetapi pengertian ini sebenarnya
sudah tidak tepat lagi karena banyak senyawa karbohidrat yang tidak mengandung
atom hidrogen dan oksigen dengan perbandingan 2:1, misalnya gula deoksiribosa
yang mempunyai rumus C5H10O4. Disamping itu
banyak pula karbohidrat yang mengandung atom lain seperti nitrogen, sulfur dan
lain-lain yang menunjukkan tidak sesuainya dengan rumus karbohidrat tersebut.
Walaupun demikian, nama karbohidrat ini sampai sekarang masih terus
dipergunakan (Girindra, 1990).
Karbohidrat dapat dikelompokkan menurut
jumlah unit monosakarida, ukuran dari rantai karbon, lokasi gugus karbonil
(-C=O), serta stereokimia. Berdasarkan jumlah unit monosakarida dalam rantai,
karbohidrat digolongkan menjadi 4 golongan utama yaitu:
a. Monosakarida
(terdiri atas 1 unit gula)
Monosakarida adalah
karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana
karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C. Monosakarida dibedakan
menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa dan
contoh ketosa yaitu fruktosa. (Halimah, 2010)
b. Disakarida
(terdiri atas 2 unit gula)
Disakarida adalah
karbohidrat yang mengandung dua molekul monosakarida. Mempunyai formula umum C12H22O11.
Disakarida yang sangat penting adalah sukrosa, maltosa dan laktosa. Ikatan
antara dua molekul monosakarida disebut ikatan glikosidik yang terbentuk dari
gugus hidroksil dari atom C nomor 1 yang juga disebut karbon numerik dengan
gugus hidroksil pada molekul gula yang lain. Ada tidaknya molekul gula yang
bersifat reduktif tergantung dari ada tidaknya gugus hidroksil bebas yang
reaktif yang terletak pada atom C nomor 1 sedangkan pada fruktosa terletak pada
atom C nomor 2. Sukrosa tidak mempunyai gugus hidroksil yang reaktif karena
kedua gugus reaktifnya sudah saling berikatan. Pada laktosa karena mempunyai
gugus hidroksil bebas pada molekul glukosanya maka laktosa bersifat reduktif. (Halimah,
2010)
4 . ALAT
DAN BAHAN
Alat
|
Bahan
|
Tabung
Reaksi
|
Monosakarida:
|
Pipet
tetes
|
Glukosa
Arabinosa
Galaktosa
Fruktosa
|
Rak
Tabung Reaksi
|
|
Gelas
Ukur
|
|
Penangas
air
|
|
Disakarida:
|
|
Sukrosa
Maltosa
Laktosa
|
|
Polisakarida:
|
|
Pati
Selulosa
|
|
Pereaksi
Molisch
|
|
Asam
Sulfat Pekat
|
|
Reagen
Benedict
|
|
Reagen
Barfoed
|
|
Pereaksi
Seliwanoff
|
|
HCl
6N
|
|
NaOH
6N
|
|
Larutan
Iodium 0,01M
|
5. PROSEDUR
KERJA
Uji
Molisch
Sembilan tabung reaksi disiapkan,
kedalamnya dimasukan 1mL larutan karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan
polisakarida). Selanjutnya, pada setiap tabung reaksi ditambahkan 3 tetes
pereaksi Molisch, kemudian dikocok perlahan. Lalu, ditambahkan 1mL asam sulfat
pekat melalui dinding dalam tabung yang dimiringkan. Kemudian diamati perubahan
yang terjadi. Terjadinya warna pada bidang batas antara kedua lapisan cairan
menunjukan reaksi positif.
Uji Benedict
Sembilan tabung reaksi disiapkan,
kedalamnya dimasukan 3 tetes larutan karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan
polisakarida). Selanjutnya, ditambahkan 2ml reagen Benedict. Lalu, sembilan
tabung reaksi tersebut disimpan di dalam penangas air mendidih selama 3 menit.
Kemudian, dibiarkan dingin dan diperhatikan perubahan warna dan endapan
(endapan hijau, kuning atau merah menunjukan reaksi positif).
Uji Barfoed
Sembilan tabung reaksi disiapkan,
kedalamnya dimasukan 1mL larutan karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan
polisakarida). Kemudian, ditambahkan 1mL reagen Barfoed segar. Setelah itu, 9
tabung reaksi tersebut disimpan di dalam penangas air mendidih dan direbus
selama 1 menit atau lebih. Jika perlu lebih lama lagi hingga reaksi reduksi
terjadi. Kemudian, dibiarkan dingin pada air mengalir selama 2 menit.
Uji Pati-Iodium
Disiapkan 3 tabung reaksi, ditambahkan 1mL
larutan pati 1% kedalam tabung reaksi. Kedalam tabung pertama ditambahkan 2
tetes air, tabung kedua ditambahkan 2 tetes 6N HCl, dan tabung 3 ditambahkan 2
tetes NaOH 6N. Kemudian, dicampur dan ditambahkan satu tetes 0,01M larutan
iodium pada tiap tabung reaksi. Lalu, tabung dipanaskan hingga timbul warna dan
dicatat perubahan warna yang terjadi. Setelah itu, diamati juga 3mL larutan
glukosa yang ditambahkan satu tetes 0,01M larutan ioium.
6. DATA
PENGAMATAN
No
|
Pengamatan
|
Keterangan
|
1
|
Uji
Molisch
Larutan
karbohidrat sebelum ditambah pereaksi Molisch
|
Sebelum
ditambah pereaksi Molish:
Pada
penambahan larutan karbohidrat pada 9 tabung reaksi, semua larutan berwarna
bening.
|
Larutan
karbohidrat setelah ditambah pereaksi Molisch
|
Larutan
karbohidrat setelah ditambah pereaksi Molisch:
Monosakarida:
Larutan
glukosa + pereaksi Molisch = berwarna ungu
Larutan
arabinosa + pereaksi Molisch = berwarna ungu
Larutan
galaktosa + pereaksi Molisch = berwarna ungu
Larutan
fruktosa + pereaksi Molisch = berwarna ungu
Disakarida:
Larutan
sukrosa + pereaksi Molisch = berwarna ungu
Larutan
maltosa + pereaksi Molisch = berwarna ungu
Larutan
laktosa + pereaksi Molisch = berwarna ungu
Polisakarida:
Larutan pati +
pereaksi Molisch = berwarna ungu
Larutan
selulosa + pereaksi Molisch = berwarna ungu
|
|
Larutan
karbohidrat setelah ditambah pereaksi Molisch dan H2SO4
pekat
|
Larutan
karbohidrat setelah ditambah pereaksi Molisch dan H2SO4
pekat
Monosakarida:
Larutan
glukosa + pereaksi Molisch + H2SO4 pekat = berwarna
ungu, terdapat endapan cokat muda
Larutan
arabinosa + pereaksi Molisch + H2SO4 pekat = berwarna
ungu, terdapat endapan coklat tua
Larutan
galaktosa + pereaksi Molisch + H2SO4 pekat = berwarna
ungu, terdapat endapan coklat tua
Larutan
fruktosa + pereaksi Molisch + H2SO4 pekat = berwarna
ungu, terdapat endapan coklat tua
Disakarida:
Larutan
sukrosa + pereaksi Molisch + H2SO4 pekat = berwarna
ungu, terdapat endapan coklat tua
Larutan
maltosa + pereaksi Molisch + H2SO4 pekat = berwarna
ungu, terdapat endapan cokat muda
Larutan
laktosa + pereaksi Molisch + H2SO4 pekat = berwarna
ungu, terdapat endapan coklat tua
Polisakarida:
Larutan
pati + pereaksi Molisch + H2SO4 pekat = berwarna ungu,
terdapat endapan coklat tua
Larutan
selulosa + pereaksi Molisch + H2SO4 pekat = berwarna
ungu, terdapat endapan cokat muda
|
|
2
|
Uji
Benedict
Larutan
karbohidrat sebelum ditambah pereaksi Benedict
|
Sebelum
ditambah pereaksi Benedict:
Pada
penambahan larutan karbohidrat pada 9 tabung reaksi, semua larutan berwarna
bening.
|
Larutan
karbohidrat setelah ditambah pereaksi Benedict dan dipanaskan
|
Larutan
karbohidrat setelah ditambah pereaksi Benedict dan dipanaskan
Monosakarida:
Larutan
glukosa + pereaksi Benedict + dipanaskan = berwarna biru kecoklatan, terdapat
endapan berwarna orange
Larutan
arabinosa + pereaksi Benedict + dipanaskan = berwarna biru kecoklatan,
terdapat endapan berwarna orange
Larutan
galaktosa + pereaksi Benedict + dipanaskan = berwarna biru kecoklatan,
terdapat endapan berwarna orange
Larutan
fruktosa + pereaksi Benedict + dipanaskan = berwarna merah orange, terdapat
endapan merah orange
Disakarida:
Larutan
sukrosa + pereaksi Benedict + dipanaskan = berwarna biru, warna tidak berubah
Larutan
maltosa + pereaksi Benedict + dipanaskan = berwarna biru kecoklatan, tidak
ada endapan
Larutan
laktosa + pereaksi Benedict + dipanaskan = berwarna orange tua, tidak ada
endapan
Polisakarida:
Larutan pati +
pereaksi Benedict + dipanaskan = berwarna biru, warna tidak berubah
Larutan
selulosa + pereaksi Benedict + dipanaskan = berwarna biru, warna tidak
berubah
|
|
3
|
Uji
Barfoed
Larutan karbohidrat sebelum ditambah
pereaksi Barfoed
|
Sebelum
ditambah pereaksi Barfoed:
Pada
penambahan larutan karbohidrat pada 9 tabung reaksi, semua larutan berwarna
bening.
|
Tabel Identifikasi Karbohidrat
Tabung
Uji
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
Molisch
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Benedict
|
+
|
+
|
+
|
+++
|
-
|
+
|
++
|
-
|
-
|
Barfoed
|
++
|
+
|
+
|
+++
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Seliwanoff
|
+++
|
++
|
|||||||
Pati-Iodium
|
-
|
Air: +
HCl: +
NaOH:
-
|
Keterangan:
1:
Glukosa 7: Laktosa
2:
Arabinosa 8:
Pati
3:
Galaktosa 9:
Selulosa
4:
Fruktosa +:
tedapat perubahan
5:
Sukrosa -:
tidak terdapat perubahan
6:
Maltosa
7. PEMBAHASAN
Karbohidrat
adalah polisakarida aldehid atau polisakarida keton atau senyawa hasil
hidrolisis dari keduanya. Penyusun utama karbohidrat adalah karbon (C), hidrogen
(H), dan oksigen (O), dengan rumus umum CnH2nOn.
Karbohidrat memegang peranan
penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan.
karbohidrat juga memiliki fungsi biologi lainya bagi beberapa makhluk hidup
tingkat rendah yaitu untuk menghasilkan energi. Karbohidrat dikelompokan
menjadi empat kelompok penting yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida,
dan polisakarida. Monosakarida merupakan karbohidrat yang tidak dapat
dihidrolisis dan tidak kehilangan sifat gulanya. Disakarida merupakan
karbohidrat bila dihidrolisis menghasilkan dua monosakarida yang sama atau
berbeda. Oligosakarida merupakan karbohidrat yang bila dihidrolisis
menghasilkan tiga sampai sepuluh monosakarida. Dan polisakarida merupakan
polimer monosakarida yang memiliki bobot molekul yang tinggi, dan bila
dihidrolisis menghasilkan lebih dari sepuluh monosakarida. Untuk mengidentifikasi
karbohidrat, dapat dilakukan beberapa uji terhadap karbohidrat, seperti uji
Molisch, Benedict, Barfoed, Seliwanoff, uji Pati-Iodium, dll.
Pada
praktikum kali ini, pengidentifikasian karbohidrat dilakukan melalui analisis
kualitatif terhadap keberadaan karbohidrat. Uji yang dilakukan adalah uji Molisch,
Benedict, Barfoed, Seliwanoff, uji Pati-Iodium. Pada uji Molisch, karbohidrat
yang dideteksi tidak spesifik karena uji Molisch merupakan uji umum untuk
karbohidrat. Pereaksi yang digunakan yaitu pada uji Molisch yaitu pereaksi
Molisch yang terdiri dari ɑ-naftol dalalam alkohol yang akan bereaksi dengan
furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh gaya
dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat sehingga akan membentuk cincin
berwarna ungu pada larutan karbohidrat (baik monosakarida, disakarida, maupun
polisakarida). Hal ini menunjukan bahwa uji Molisch spesifik untuk membuktikan
adanya karbohidrat tapi tidak spesifik untuk mengidentifikasi jenis
karbohidrat. Reagen Molisch berfungsi untuk membentuk senyawa kompleks berwarna
pada larutan karbohidrat yang diuji. Penambahan asam sulfat pekat pada tabung
bertujuan untuk menghidrolisis ikatan pada karbohidrat agar menghasilkan
senyawa furfural. Sehingga apabila asam sulfat yang diberikan berlebih,
kemungkinan tidak dihasilkan reaksi positif ungu tetapi berwarna coklat sampai
hitam, karena ikatan karbohidratnya telah rusak. Penambahan asam sulfat pekat
dilakukan setelah penambahan reagen Molisch dilakukan agar eaksi berjalan baik
yaitu ɑ-naftol sebagai indikator pewarna dengan terbentuknya senyawa kompleks
berwarna ungu. Jika asam sulfat pekat terlebih dahulu dimasukan kedalam tabung
maka tidak akan terlihat pembentukan senyawa kompleks karena reaksi ini
berlangsung cepat. Larutan uji yang telah dicampurkan dengan pereaksi Molisch,
ditambahkan larutan asam sulfat pekat dengan cara memiringkan tabung reaksi.
Hal ini dilakukan untuk mempercepat terjadinya endapan berbentuk cincin dan
perubahan warna menjadi warna ungu. Penambahan larutan asam sulfat pekat tidak
dapat langsung ditambahkan kedalam larutan uji karena akan merusak larutan
karbohidrat dan larutan uji tidak dapat membentuk cincin yang sempurna. Dalam uji Molisch, hasil reaksi positif
menujukan bahwa larutan uji mengandung karbohidrat, ditandai dengan terdapatnya
cincin ungu pada larutan uji. Sedangkan hasil reaksi negatif menunjukan uji
tidak mengandung karbohidrat. Dalam hasil uji yang didapat yaitu semua larutan
karbohidrat uji yang direaksikan dengan asam sulfat pekat membentuk dua lapisan
larutan berwarna ungu dan terdapat cincin ungu pada larutan uji. Sesuai dengan
prinsip uji Molisch Terbentuknya kompleks berwarna ungu terjadi karena pengaruh
hasil kondensasi senyawa turunannya dengan ɑ-naftol.
Pengujian
karbohidrat selanjutnya yaitu uji Barfoed. Uji Barfoed memiliki prinsip yang
sama dengan uji Benedict yaitu mereduksi Cu2+ menjadi Cu+
oleh karbohidrat yang mengandung aldehid san keton bebas. Uji Barfoed merupakan
uji yang dapat membedakan karbohidrat monosakarida dan disakarida. Pada uji
Barfoed, menggunakan reagen Barfoed yang ditambah dengan larutan karbohidrat
(monosakarida, disakarida, dan polisakarida) menghasilkan larutan berwarna biru
muda. Kemudian setelah dipanaskan dengan menggunakan penangas air. Larutan
karbohidrat golongan disakarida dan polisakarida berwarna biru muda, sedangkan monosakarida
menghasilkan larutan berwarna biru muda dan terdapat endapan berwarna merah.
Hal ini diakibatkan karena pereaksi Barfoed bersifat asam lemah dan hanya
direduksi oleh monosakarida dan disakarida. Pada uji ini, terdapat perbedaan
kecepatan mereduksi antara monosakarida dan disakarida diakibatkan disakarida
tersusun dari dua buah monosakarida sehingga
membutuhkan waktu untuk mereduksi lebih lama. Pemanasan
berfungsi untuk menghidrolisis disakarida sehingga bereaksi positif. Larutan monosakarida
menjadi berwarna biru karena monomer gula bereaksi dengan fosfomolibdat
membentuk senyawa biru dan endapan berwarna merah berasal dari larutan uji yang
mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepaskan O2
sehingga terbentuk tembaga oksida (CuO2) atau gula pereduksi
bereaksi dengan pereaksi dan menghasilkan endapan berwarna merah bata.
Karbohidrat golongan disakarida sebenarnya dapat dihidrolisis sehingga bereaksi
positif akan tetapi dibutuhkan waktu pemanasan yang lebih lama. Sehingga, untuk
membedakan monosakarida, disakarida, dan polisakarida pada uji Barfoed
tergantung berapa lama waktu pemanasannya, karena setelah dipanaskan
monosakarida, disakarida, dan polisakarida tidak bereaksi secara bersamaan.
Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada disakarida dan polisakarida
serta disakarida yang membutuhkan waktu yang lama dalam pemanasan untuk dapat
bereaksi. Sehingga percobaan ini sesuai dengan prinsip Uji Barfoed yang dapat
membedaan antara monosakarida, disakarida, dan polisakarida berdasarkan lamanya
larutan uji bereaksi (mereduksi Cu2+ menjadi Cu+.
8. DAFTAR
PUSTAKA
Girindra, A.
1990. Biokimia 1. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Halimah. 2010. Biokimia. Bengkulu: Politeknik
kesehatan.
0 comments